...:::
HACHIKO MONOGATARI :::...
...::: Basa-basi :::...
Met malam semua, kali ini filmnya adam sandler kita pending dulu soalnya saya mo posting film yang di request oleh sobat Ferdinand
dia bilang, film ini tuh bagus, trus aku nyari2 di idws dan ternyata ketemu
saya sendiri jg udah download tapi belum ditonton :p
buat para sobat silahkan ditontoh yah, dijamin pasti filmnya bagus ^^
...::: Poster :::...
...::: Kisah Nyata :::...
Di Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di
alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang
sangat termasyur. Bukan patung pahlawan ataupun patung selamat datang,
melainkan patung seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935
untuk mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.
Seorang Profesor setengah tua tinggal
sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya
ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan
anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu
mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas
selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani
Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia
menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor
kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta
api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di
stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju.
Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga
kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian
yang hangat.
Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus.
Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang
sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh
menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang
semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di
rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak
menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket
tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya
bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat
tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor
untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet
panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan
orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah
hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta
berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal
dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena
memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan
berbahan bakar batu bara itu.
Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua
orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi.
Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor
dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan
kembali.”
“ Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi
sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta setengah
berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak
keras,”guukh!”
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta
segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu.
Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya
dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta
pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang
menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.
Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.
Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.
Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.
Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di
situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu
ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada
kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang
datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak
pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemudian, dan
berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap
menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali.
Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran
kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang
terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal
dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.
Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan
pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus.
Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap
menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa
tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering
karena jarang makan.
Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus
menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang
datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat
menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor
anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang
sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang
memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.
Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul
3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun
hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung
tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun
tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana
menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah
kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat.
Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai
mati.
Warga yang mendengar kematian Hachiko
segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu
cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang
terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru
langka terjadi pada manusia.
Mereka begitu terkesan dan
terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemudian membuat
sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar
patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena
masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan
oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang.
Akhirnya patung Hachiku pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang
tulus, yang terbawa sampai mati.
...::: Download Link :::...
16 comments:
akhirnya pertamaxx
masih oL pake HP blm bs download... ntar ja dech...
erm...ulasannya agak spoiler yah, hihi
met malem megi...
menyedihkan ceritanya T_T kesetiaan, yang jaman sekarang dah mulai ilang..jadi pnasaran m filmya..
wuihh
referensi filmnya makin lengkap neh bro
Kayaknya bagus nich filmnya...
waha ceritanya menarik sob, kalo diliat dari maknanya memang sebenernya sesuatu yang berharga dan memberi pelajaran patut untuk diabadikan agar kelak bisa menjadi contoh bagi semua orang...
sukses slalu!
bener sob anjing memang binatang yang setia,
Wah...ReQuest Ku udah ada toh hhe....makasih Sob udah dibikin Postingnnya hhe.......Pokoknya Ngajarin kesetiaannya keren bgt tuch Film...klo anjing aja bisa segtu setia sm majikannya masa iya kita enggak......(sama siapapun temen, pasangan,etc)....Pamit nie Sob...Aku gy ga bza OL lama2 hhe...
duh kayaknya mengharukan sekali ni meg :(
saya coba donlot yah.
Wah Filmnya bagus nih kayaknya... Tentang Hewan Dan Manusia... Dan tentu mengharukan yak?!
Perlu nih untuk dilihat...Tx megi
Belum pernah lihat filmnya.Coba aku load dulu nih
Wah koneksiku kagak kuat untuk download.perlu diupgrade dulu nih.maklum rumahan
setia banget ya...
pernah baca ceritanya.tapi gak selengkap yg ini...
thanks for share...
wah... ini benar-benar sebuah film yang aku tunggu-tunggu mas... thanks ya... aku langsung download nih...
kok cara downloadnya ribet banget ya mas?
kisah yang mengharukan...
thanks sob. dtunggu kunjungannya dan koment nya...
Post a Comment
Jangan lupa ninggalin jejak dengan komentar ^_^